Senin, 09 Maret 2009

Blog Pindah Ke www.wonojoyo.com


Happy Birthday to Eyang Sit dan Eyang Diman......

Sebagai penghormatan kepada beliau yang memberikan ide serta pemikiran untuk membentuk blog keluarga WONOJOYO ini , maka pada bulan Maret ini, blog KBSW pindah ke alamat baru yaitu : 

Minggu, 01 Maret 2009

Pesta Eyang Wonojoyo

Ini foto tahun berapa yah ?. Para Tante dan Om, pasti bisah ngasih komentar. Kalo liat suasananya, kelihatannya ada di suatu pesta. Lihat deh minumannya, oooh my God...bir !. Coba bisa ikutan disitu, pasti pada rebutan bir....hehehe( becanda loh...).

Minggu, 15 Februari 2009

Kumpul Keluarga di Facebook

Nggak dirumah, di jalan, di kantor, di mana saja, semua orang kok sibuk buka Facebook?. Situs web jaringan sosial ini memang luar biasa. Sebenernya dari dulu juga udah ada,namanya “Friendster”. Tapi belum begitu merasuk kehidupan seperti Facebook ini. Friendster lebih digemari oleh kalangan remaja karena lebih fokus ke komunitas sekolah, jadi digunakan untuk berkomunikasi antar satu “geng”. Tanpa tambahan fitur yang lain.

Beda dengan Friendster,situs ini mewakili golongan umur yang lebih tuwir. Liat aja fitur pencariannya, bisa teman SMA, temen kuliah atau teman kerja. Belakangan trend ini berubah, sekarang malah banyak pelajar maupun mahasiswa yang ngikut Facebook, bahkan nggak ninggalin Friendsternya.

Kecepatan akses Facebook jadi alesan utama selain banyak kemudahan buat pemula ngejalin relasi.

Contohnya,kalo Friendster kan kudu bikin account komunitas atau sekolah, Facebook Cuma dengan bikin group udah bisa langsung diskusi,chatting, tukeran foto,main game,tukeran video. Pokoknya lebih lengkap dari Friendster.

Terlepas dari fitur-fiturnya, jaringan pergaulan Facebook ini sepertinya cenderung berhubungan dengan orang-orang lama, ada temen sekolah, teman kerja, mantan tetangga, dan mantan-mantan lainnya, yang sempat ngga jelas keberadaannya, maksudnya udah lama ngilang gitu loh.
Yang lainnya itu, kebanyakan (sorry) cuman temen dari temennya temen kita, alias temen ngga jelas, nah lo…!
Beberapa kali kejadian, itu memang temen yang pernah dikenalin trus lupa, atau pernah ketemu atau malah kita yang sok kenal, padahal orangnya ngga kenal kita….hihihi, Pe De banget ngga tuh.
Sampai hari ini, di Facebook ada satu kebanggan kalo punya temen ribuan orang, apalagi beberapa diantaranya adalah orang terkenal dan selebritis. Tapi siapa yang tau kalo diantara mereka itu beneran saling berhubungan atau enggak?.

Yang lebih parah lagi, beberapa orang pengguna Facebook udah mulai narsis, semua foto tentang dirinya di upload…halah!. Gayanya udah macem-macem,ada yang memang pantes dan ada yang setengah maksa.
Kalo dirinya adalah orang yang mempunyai profesi biasa sih ngga masyalah.
Menurut detikNET, Departemen Pertahanan Kanada udah ngasih peringatan ke tentaranya untuk tidak mejeng di Facebook dengan masang foto pribadi yang pake baju seragam, apalagi masang informasi diri selengkap-lengkapnya.
Maklum aja,di belahan dunia manapun, seragam tentara ini memang identik dengan ego laki-laki, gagah, macho dan keren.

Menurut juru bicara pemerintahnya, ancaman kelompok teroris Al Qaeda di wilayah ini cukup gawat. Hal ini dikarenakan, para teroris ini juga memakai Facebook untuk mengawasi anggotanya maupun mencari informasi. Yang ditakutkan, data dari Facebook ini digunakan untuk menyerang anggota keluarga atau teman-teman terdekat dari tentara yang datanya terpampang di Facebook itu. Belum lagi, kemungkinan ada oknum tentara yang bergaya, mejeng di lokasi instalasi militer yang sifatnya rahasia, kan gawat tuh.

Mau tau pengaruh buruk yang lain?
Coba liat di lingkungan sekitar. Dulu, kalo lagi nunggu sesuatu, misalnya antrian dokter atau nunggu jadwal kereta, pasti ngajak ngobrol temen di sebelah,biar ngga bete.
Sekarang, masing-masing orang sibuk dengan handphonenya masing-masing, ada yang ngeBlog,Chatting dan buka Facebook. Udah ngga ada lagi tuh, yang mau ngobrol, kecuali ada yg menarik hati, baru deh lirik-lirik, sambil buka aplikasi Bluetooth, kali-kali ada yang nyamber.

Masalahnya, perasaan dicuekin dan ngga diperlu’in atau dianggap ngga ada itu bedanya tipis banget.
Pernah kan, kita ngomong serius dengan temen, eh malah dia sibuk nge-addfriend di Facebook?
Mudah-mudahan aja demam Facebook itu ngga membuat kita mengabaikan orang terdekat atau membuat kita jadi ngga bisa sepenuh hati saat berhubungan.

Jadi....kenapa ngga kita coba untuk ngumpul keluarga di Facebook ?

Sabtu, 07 Februari 2009

Pernikahan Aji dan Rara















SILSILAH KELUARGA AJI

1.3.



Endang Mukti Sari

1.3.a.



Koenarso AS


1.3.1.


Setyo Pribadi


1.3.1.a.


Sulistyo Rini



1.3.1.1.

Ade Yoga Perinda Pribadi



1.3.1.2.

Bramantyo Wicaksono



1.3.1.3.

Muninggar Dian Aprilia


1.3.2.


Setyo Hutomo


1.3.2.a.


Yuli Astuti



1.3.2.1.

Galuh Pandu Arandhityo



1.3.2.2.

Enggar Buwana Dewi Nawangsari


1.3.3.


Hastyo Budi Surarso


1.3.3.a.


Dessy Varyantica Siahaan



1.3.3.1.

Rayrerano de Virttyo


1.3.4.


Pranoto Bawono


1.3.5.


Bairawa Ajie


1.3.6.


Panji Susilo

Pakem Raden Ngabei Tjokrohadiwikromo 1931


Soepaia anak anake kang saiki isih cilik-cilik, ing tembe jen wis toea lan ditinggal wong toewane, adja nganti kadoewoeng, sebab ora andoewe pakem sadjarahe leloehoere. Poma soepaia di estokna ngengetana paribasan ngisor iki.

“Veroordeel nooit wat g niet kent “

(Cuplikan dari kata pengantar pakem)



Sungguh sangat beruntung, sampai saat ini keluarga besar Soedono Wonojoyo, tetap bisa mengerti tentang silsilah lelulur kita. Semua ini adalah berkat PAKEM yang disusun atas prakarsa dari Raden Ngabehi Tjokrohadiwikromo, pensiunan dari Ondercolleteur Kendal. Kesulitan utama dari pembuatan Pakem ini adalah mengumpulkan data-data, mengingat pada jaman dahulu , sistem arsipnya belum seperti sekarang.

Berkat usaha keras Raden Ngabehi Tjokrohadiwikromo, akhirnya pada tanggal 31 juli 1931, pakem ini berhasil disusun. Pembiayaan pembuatan pakem ini, ditanggung bersama ( f.2.50 / orang) oleh :


  1. Raden Soerohadihardjo dari Djoewana.
  2. Raden Sastrosoediro dari Kendal.
  3. Mas Soerodhimoeljo dari Madjalengka.
  4. Mas Koesoemoatmodjo dari Brebes.
  5. Mas Prawirosoedirno dari Krian, Madjakerta.
  6. Mas Soedarmadi dari Semarang.
  7. Mas Wongsodihardjo dari Wirosari.
  8. Mas Anggris dari Kediri.
  9. Raden Kartoseodiro dari Djember.
  10. Raden Sastrosoenarto dari Djember.
  11. Raden Wirjokoesoemo dari Pati.
  12. Mas Mertokoesoemo dari Soemberredjo, Bodjanegara.
  13. Raden Goenadi dari Tigaraksa, Tangerang.
  14. Raden Reksosoedarmo dari Kendal.
  15. Mas Hadisoendjojo dari Djoewana.
  16. Mas Wirjosoejadihardjo dari Djoewana.
  17. Mas Soedono Wonodjoio dari Semarang.
  18. Mas Tjokrosoeparto dari Demak.
  19. Mas Soetardam Reksokoesoemo dari Singkel, Atjeh.
  20. Mas Djoyjowijoto dari Semarang.
  21. Raden Soerjadi dari Djogja.
  22. Raden Notoprodjo dari Semarang.
  23. Raden Soerarjo dari Bandjarmasin.
  24. Mas Soepardi dari Merboeh, Bodja.
  25. Mas Mohamad Saleh dari Koedoes.
  26. Mas Soenandar dari Pakkis Tajoe.

Minggu, 01 Februari 2009

Walisongo dan Cikal Bakal Kota Tayu

Berbicara masalah leluhur Mas Behi Kartodikromo tidak bisa terlepas dari sejarah kota Pati. Kota Pati pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan sendiri, yang pada waktu ini menjadi daerah kekuasaan majapahit dan kemudian di ambil alih oleh mataram. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Pada bagian selatan terdapat rangkaian Pegunungan Kapur sedangkan pada bagian barat laut berupa perbukitan.
Tayu, pada jaman dahulu adalah bagian dari Pati, merupakan kota pelabuhan yang cukup penting di wilayah pesisir Laut Jawa.

Sejarah leluhur Mas Behi Kartodikromo dari pihak ayah (Kyai Sakiman) adalah cikal bakal berdirinya kota Tayu, yang bermula dari :


  1. Kyai Wangkang, Demang Tayu, mampunyai anak Nojopatti (atau Noropatti).
  2. Kyai Noropatti, mempunya anak: Kyai Mangoen dan Kyai Morotroeno.
  3. Kyai Mangoen mempunyai anak: Kyai Sakiman (nama kecilnya adalah Djalidin).
  4. Kyai Sakiman memiliki putra bernama Mas Behi Kartodikromo

Sedangkan sejarah leluhur Mas Behi Kartodikromo dari pihak ibu (Nyai Sakijah) adalah, keturunan langsung dari Walisongo dengan urutan sbb :


  1. Kanjeng Soenan Kedaton Ing Giri, memilik putra : Kanjeng Soenan Dhalem
  2. Kanjeng Soenan Dhalem, memiliki putra: Kanjeng Soenan Prapen.
  3. Kanjeng Soenan Prapen memiliki putra : Kanjeng Panembahan Kawisgoewo.
  4. Kanjeng Panembahan Kawisgoewo memiliki putra : Kanjeng Panembahan Goenoengganjar.
  5. Kanjeng Panembahan Goenoengganyar mempunyai putra : Kanjeng Panembahan Babat.
  6. Kanjeng Panembahan Babat mempunyai putra : Mas Wiromenggolo.
  7. Mas Wiromenggolo mempunyai putri: Mas Geni.
  8. Mas Geni menikah dengan Mas Dipo, putra dari Raden Dhipojoedo, putra dari Kanjeng Pangeran Kedaton, putra dari Kanjeng Panembahan Sedongrono, putra dari Kandjeng Panembahan Hagoeng yg merupakan saudara dari Kanjeng Goenoengganjar, dan mempunyai putra Kyai Topo.
  9. Kyai Topo mempunyai putra: Mas mangoen Koesoemo.
  10. Mas Mangoen Koesoemo mempunyai putra : Kiai Dhipokerti.
  11. Kiahi Dhipokerti mempunyai putra : Kiai Dhipotroeno Sepuh.
  12. Kiahi Dhipotroeno Sepuh memiliki putra : Kiahi Dhipotroeno Enom.
  13. Kiahi Dhipotroeno Enom mempunyai putra : Nyai Sadjidin.
  14. Nyai Sadjidin memiliki putri: Nyai Sakijah.
  15. Nyai Sakijah menikah dengan Kyai Sakiman, memiliki putra bernama Mas Behi kartodikromo.

Sabtu, 24 Januari 2009

Eyang MAS Behi Kartodikromo



Mas Behi Kartodikromo. Menikah dengan Minah dan mempunyai keturunan sebanyak 18 orang. Keturunan nomer tujuh adalah seorang putri bernama Mas Rara Sakilah.

Mas Rara Sakilah.( atau disebut juga dg nama Mas Adjeng Kromoredjo). Menikah dengan Mas Kromoredjo dan mempunyai keturunan sebanyak 7 (tujuh) orang. Keturunan nomer dua adalah seorang putri bernama Soedjilah.

Soedjilah ( atau disebut juga dg nama Mas Adjeng Wonodjoio ). Menikah dengan Mas Wonodjoio dan mempunyai keturunan sebanyak 16 orang. Keturunan ke 16 adalah seorang putra bernama Mas Soedono Wonodjoio.

Mas Soedono Wonodjoio. Menikah dengan Raden Rara Moeninggar dan mempunyai keturunan sebanyak 10 ( sepuluh ) orang. Yaitu : Srie Sariarti, Muhamad Nurselo, Kerstina Wahyuni Karti, Hj. Sieta Narima, Sayidiman Hadisoetarto, Seokaryo Adji (Cuk), Mien Murniatiningsih, Endang Budiarti, Andjani pertiwi (Nani), Endang Kresnowati (Tuty).

Keterangan :

Mas Behi Kartodikromo
Lahir : 6 Juni 1803.
Wafat : 22 Oktober 1881.
Makam : Belakang Mesjid Kahoeman Djoewana.

Nama kecilnya adalah Sakiman,lahir pukul 6 pagi di Kampung Maduran ( atau Kampung Pentjikan, di seberang wetan kali Djoewana).

Januari 1818, Joeroetoelis kantor Assistant Resident Djoewana dari jaman Mr.Johanne’s Stokbroo sampai dengan Mr. Boud, dg gaji pertama sebesar f.5.- sampai dengan f.37.50.-.

Juli 1832, Mantri Goedang Keffie merangkap Djoeroetoelis kantor dengan gaji f.55.(yang f.25.- gaji sebagai Mantri dan f.30.- gaji sebagai Djoeroetoelis).

Juni 1833 : Diangkat sebagai Wakil Demang Mantoep Djoewana,dg gaji sebesar f.80.-.

September 1834 : oleh Besluit Gouvernement diangkat menjadi Demang Mantoep Djoewana. Pada saat itu yg menjadi Boepati di Djoewana adalah Kandjeng Kiai Adipati Mangkoedipoero II. Beliau adalah buyut dari Eyang Putri Soerodimedjo,mertua dari eyang Kartodikromo ).

September 1873 : Minta berhenti menjadi Wedana karena ada seorang Patih yaitu Patih Djolodirdjo yang tidak suka dengan keluarga Eyang kartodikromo.

Oktober 1837 : Diminta oleh Toean Assistant Resident Politie Semarang Mr. Borwater (Johannes Corneli”s Gijsbert Borwater, sewaos fd,) dan Secretaris residentie Jepara (Mr. Willem de Vogel) untuk bekerja di Fabriek Pakis (Pabrik Gula Pakis).

Februari 1841. Berdasarkan Besluit Resident No. 334/2, menjadi Mantrie Teboe Fabriek Pakis.

Mei 1843. Berdasarkan Besluit Resident No. 1054/4, diangkat kembali sebagai Djoeroesoerat Kaboepaten Djoewana.
September 1854. Berdasarkan Besluit Gouvernement tt. No. III, kembali lagi menjadi Wedana District Mantoep Djoewana.

November 1866, Berdasarkan Besluit Gouvernement tt. No.51, Eyang Kartodikromo memasuki masa pensiun.

Oktober 1881, tanggal 21. Eyang Mas Behi karodikromo meninggal dunia. Dimakamkan di belakang Masjid Kahoeman Djoewana.


Mas Adjeng Kromoredjo ( Sakilah )
Lahir : 23 November 1836
Wafat : 3 Juli 1923.
Makam : Boeloemanis Tayoe.

Mas Kromoredjo
Pradjoerit ing Ngerang ( Districk mantoep, Kaboepaten Djoewana ).
Putra dari Mas Malangjoeda, Mantri Teboe di di Wedari ( Pati ) yang berasal dari lamongan yang pindah ke Pati bersama dengan Kangjeng Kiahi Tjondronegoro Boepati Lamongan.

Mas Adjeng Wonodjoio ( Soedjilah )
Lahir sekitar tahun 1851.

Mas Wonodjoio
Petinggi Desa Boeloemanis ( Tajoe – Pati )

Putra dari Eyang Wonodjoio (sepoeh) dan Nyai Sarinah. Nyai Sarinah ini keturunan dari Nyai Kaidjah,putrid dari Kiahi Sakiman yg masih ada hubungan saudara dengan Eyang Kartodikromo.

Eyang Wonodjoyo (sepuh) yg dulunya adalah Petinggi Desa Boeloemanis juga,merupakan keturunan dari Ki Nolotroeno, Blandong ing Poentjel ( Tajoe ).


Mas Soedono Wonodjoio
Lahir : 02 Juli 1902
Wafat : 08 September 1981.
Makam : Cilangkap Jakarta
Pada tahun 1931, menjabat sebagai Commies Provincieale Waterstaat Semarang.


Raden Rara Moeninggar
Lahir : 09 Januari 1909
Wafat : 04 Mei 1988
Makam : Cilangkap Jakarta
Putri dari Raden Moentoro Sastroamidjoio, Leerling Boschopziener Bodja ( Kendal ).

Sumber : Pakem, yg dihimpun oleh Raden Ngabehi Tjokrohadiwikromo Tahun 1931.

Rabu, 21 Januari 2009

Perawatan Benda Pusaka Keris

Eyang Soedono Wonojoyo semasa hidupnya mempunyai banyak koleksi benda pusaka yang selalu dirawat dengan penuh kecintaan. Beberapa diantaranya berupa keris,yang sekarang ini mungkin berada di rumah keluarga KBSW.

Masing-masing orang memang mempunyai cara pandang tersendiri terhadap keris ini. Tapi secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu : yaitu magis atau psikis.

Nilai magis, keris pusaka dianggap sebagai sebuah rumah, dengan kekuatan supranatural sebagai penghuninya. Jika dirawat dengan baik, suasana dalam rumah dan diluar akan terlihat baik.dan asri sehingga membuat penghuninya betah dan selalu sehat. Namun sebaliknya, jika tidak dirawat, penghuninya tidak akan merasa nyaman,bahkan akan pergi meninggalkannya. Demikian juga dengan keris,bila tidak dirawat dengan baik, energi supranatural pada keris pusaka akan pudar bahkan hilang.

Sedangkan cara pandang psikis, keris hanya dilihat bendanya saja sebagai produk bernilai seni tinggi dan bisa dibanggakan. Hal ini dapat dimengerti mengingat cara pembuatannya yang sangat rumit yang bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan jasmani dan rohani yang luar biasa.

Perawatan Keris

Urusan rawat-merawat keris pusaka memang bukan perkara mudah. Memerlukan waktu lama bagi seseorang perawat keris agar dapat merawat keris pusaka dengan baik. Intinya, harus mengetahui karakter keris pusaka serta mempunyai pengalaman dengan bahan-bahan utk merawat keris yang semakin lama semakin sulit didapatkan.
Walaupun sulit ditemukan, di kota Jakarta ada beberapa perkumpulan pelestari kebudayaan jawa yg menawarkan jasa perawatan keris. Perawat-perawat ahli ini biasanya mempunyai kesibukan yg luar biasa menjelang bulan Suro, yang menurut pemilik keris dengan cara pandang mistis, adalah bulan yang paling tepat untuk memandikan keris.

Akan tetapi ada tips sederhana yang dapat dilakukan untuk merawat keris yg bisa dilakukan oleh orang awam.
  1. Menghilangkan karat. Dg cara merendam benda pusaka dengan air kelapa. Apabila karatnya lumayan banyak, proses perendaman bisa memakan waktu hingga lima hari. Setelah proses ini selesai, keris kembali direndam dengan air jeruk. Kemudian keris dikeringkan dengan dedak sambil digosok untuk menghilangkan karat dan kotoran yang membandel.
  2. Membersihkan pori-pori. Dengan menggunakan air sabun dicampur jeruk nipis.
  3. Mengeluarkan pamor atau ukiran pada badan keris, dengan memberikan warangan, Cairan warangan ini dibuat dengan batu kristal khusus yang bahannya berasal dari Tiongkok. Setelah direndam warangan selama sekitar satu jam, proses terakhir yang dilakukan adalah mengolesi keris dengan minyak cendana. Barulah pusaka tampak kinclong dan keluar pamornya.

Penyimpanan Keris

Demikian juga dengan cara penyimpanan. Banyak kolektor keris pusaka meletakan begitu saja di atas lemari atau. Cara seperti itu kurang tepat, sebaiknya diletakkan dengan posisi tegak lurus, tidak boleh ditidur-tidurkan atau sengaja dipisah antara warangka dan pusakanya.

Demikian ulasan sederhana ini, semoga semakin banyak yang mencintai keris dan melestarikan benda-benda pusaka peninggalan leluhur kita, yang telah mendapat pengakuan internasional dari UNESCO ini.

Senin, 19 Januari 2009

007. Foto Keluarga Budi Ari Wibowo (Bowo)


Data Keluarga Budi Ari Wibowo :

8 Hj. ENDANG BUDIARTI ( TANTE BUD )
8.a. H. NUGROHO MERTOWARDOYO

8.1 ENDANG NUGRAINI SETYANINGSIH ( NUNING )
8.2 BAMBANG KUSUMANTO ( ANTO )

8.3 BUDI ARI WIBOWO ( BOWO )
8.3.a. TITING SURYATININGSIH ( TITING )
8.3.1. NOOR AMALIA ( AMALIA )
8.3.2. M. AKBAR ADZANI ( AKBAR )


8.4 BUDI RIANTINI K.(TIWUK)

Minggu, 18 Januari 2009

Foto para Eyang di tahun 2007


Kumpul keluarga adalah saat yang di nanti-nantikan oleh kita semua.

Saat dimana kita semua dapat berbagi cerita yang lucu, sedih dan bahagia.

Saat dimana kita dapat melepas kerinduan kepada semua yang telah mengisi perjalanan hidup kita sampai saat ini.

Foto ini diambil pada saat arisan keluarga pada bulan April tahun 2007.

Sungguh membahagiakan melihat senyum yang tersungging di bibir para eyang ini.
Suatu hal yang semakin hari akan semakin langka untuk dapat kita,para anak,cucu dan cicit melihat dan merasakannya secara langsung.

Di dunia ini memang tiada yang abadi. Beberapa saat setelah foto ini diambil, Eyang Sri ( Srie Sariarti) telah berpulang ke rumah Allah. Dan pada bulan Desember tahun 2008, kemarin Eyang Nurselo (Muhamad Nurselo), juga telah memenuhi PanggilanNya.

Semoga, para eyang yang sudah tiada,diberikan tempat yang layak disisiNya. Dan kepada kita yang ditinggalkan,agar senantiasa diberikan berkah, kekuatan serta kesehatan dariNya, untuk tetap dapat melanjutkan kehidupan ini dengan lebih baik.
Amin..........

Rabu, 14 Januari 2009

Foto Keluarga Winarno di tahun 2008



Data Keluarga :

10 Endang Kresnowati (Tuty)
10.a. In Winarno

10.1. Almh. Rika Noviana Indrati

10.2. Wisnu Indrianto
10.2.a. Anna Sofiana
10.2.1. Maura Safa Quamilla
10.2.2. Muhammad Rizky Andrian

10.3. Sonny Wicaksono
10.3.a. Lidya Agnesia
10.3.1. Kayla Azzahra

10.4. Rienneke Kurniawati (Rike)
10.4.a. Feriyanto (Feri)
10.4.1. Sulthan Basil Arifianto

10.5. Bonanto Satrio Utomo (Boni)
10.5.a. Restu Puji Rahayu
10.5.1. Sarah Nisa
10.5.2. Muhammad Rayyan Zaidan

10.6. Rizka Indriyani Kusumawati (Ita)
10.6.a. Robertus Joko Indiarto


Keterangan :
  • Angka (1,2,3,dst) : Turunan atau anak ke.....(angka).
  • Huruf "a" : Suami/istri dari turunan keluarga tersebut.

Selasa, 13 Januari 2009

Chandra G. Suryana, President Mercedes Benz Boxer Club Indonesia

Hobi, adalah suatu kegiatan rekreasi yang dilakukan oleh seseorang pada waktu luang dengan tujuan untuk menenangkan pikiran.
Pada kebanyakan orang, hobi adalah satu hal yang dianggap remeh. Tapi hal ini tidak berlaku bagi Chandra G. Gautama, putra kelima dari pasangan Almh. H. Sieta Narima dan Alm. Suryana Kusuma.
Beliau mempunyai pemikiran, bahwa apapun yang kita kerjakan harus dengan dilakukan dengan serius. Ternyata prinsip ini terbukti dapat menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa.

Mercedes Benz adalah salah satu pabrik mobil terkenal di dunia. Hasil produksinya kondang mempunyai standar tinggi untuk segi kualitas dan estetikanya, sehingga hampir di seluruh dunia produk ini beredar dan mempunyai banyak penggemar yang terhitung "fanatik".

Indonesia termasuk salah satu negara yang telah cukup lama mengenal produk Mercedes Benz ini. Sejak jaman kemerdekaan, telah banyak model dan tipe dari mobil yang di Indonesia disebut sebagai "Mercy", dimiliki dan berkeliaran di jalan-jalan di seluruh kota di Indonesia

Salah satu type atau series yang mempunyai banyak penggemar adalah Mercedes Benz W124, yang biasa disebut sebagai "Mercy Boxer". Dengan berjalannya waktu, umur kendaraan inipun semakin menua dan mulai menuai masalah teknis. Akan tetapi karena kecintaannya, para pemilik mobil-mobil ini berusaha melestarikan dan merawat kendaraan ini dengan sebaik-baiknya. Chandra G. Suryana adalah satu dari sekian banyak pemilik dan penggemar Mercy Boxer ini. Bersama rekan-rekan penggemar Mercy Boxer ini, beliau membentuk wadah organisasi dengan nama W124 MERCEDES-BENZ BOXER CLUB INDONESIA. Dengan tujuan utama adalah untuk saling berbagi pengetahuan tentang cara perawatan juga mewadahi tingginya rasa solidaritas dan kepedulian sosial dari anggota klub ini baik terhadap rekan satu klub maupun masyarakat sekitar. Akhirnya karena melihat keseriusan, kemampuan serta bakat kepemimpinan yang tinggi,rekan-rekan satu klub sepakat untuk mengangkat Chandra G. Suryana sebagai "President" W124 MERCEDES-BENZ BOXER CLUB INDONESIA.


Dibawah kepemimpinan beliau, klub ini menjadi klub otomotif yang cukup disegani di Indonesia. Dalam waktu relatip singkat, klub ini telah mempunyai cabang di beberapa kota di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, Solo, serta Bali.
Didukung oleh banyak pihak, termasuk prinsipal dari pemegang merk Mercedes Benz, klub ini telah banyak melaksanakan kegiatan baik kegiatan internal maupun eksternal. Pengenalan mengenai teknis perawatan adalah salah satu kegiatan rutinnya, termasuk juga Family Gathering dan kunjungan ke cabang-cabang. Dan yang lebih mengharukan lagi adalah kepedulian sosial anggota klub ini terhadap sesama yg sedang kesusahan, terbukti dari beberapa kegiatan seperti bakti sosial pada waktu terjadinya banjir di jakarta beberapa waktu yang lalu.



Berbekal pengalaman beliau memimpin organisasi, kiprah klub ini ternyata meluas dan telah diakui secara nasional maupun internasional. Bukan saja di dunia otomotif, tetapi juga dunia olahraga. Beberapa waktu yang lalu klub ini mengadakan tournament Golf tingkat nasional yang pembukaannya dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.

Di penutupan tahun 2008 yang lalu, klub ini mengadakan Turing untuk menyambangi cabang-cabang di daerah dengan tujuan akhir di Pulau Dewata, dan tak lupa melakukan kegiatan bakti sosial dengan menyumbangkan beberapa peralatan komputer ke sekolah dasar di daerah tersebut.

Demikian cerita singkat tentang kiprah salah satu anggota keluarga besar Soedono Wonojoyo yaitu Chandra G. Suryana. Semoga dapat memberi inspirasi serta semangat kepada kita semua untuk berbuat sesuatu yang lebih baik lagi.

Senin, 12 Januari 2009

Foto Kenangan Tak Terlupakan


Foto kenangan.....
Engkau hanya bisa membisu.
Diam dalam keremangan kalbu.
Kadang engkau tersimpan rapi di dalam lemari.
Atau hanya tergolek sepi disudut ruangan tanpa arti.



Foto Kenangan....
Badanmu lembab dan berdebu.
Wajahmu kusam dan kuyu.
Engkau hanya rekaman seonggok peristiwa.
Yang kadang sangat mudah terlupa.

Ini adalah salah satu foto yang tidak sengaja aku dapatkan, terselip diantara tagihan dan kertas catatan.
Entah dimana dan kapan foto ini dibuat, entah siapa saja yang ada di foto itu, akupun sudah tak tahu lagi.
Selintas masih bisa kulihat beberapa gurat wajah-wajah yang dekat denganku, entah tante, om, saudara sepupu , atau keponakan yang namanya....... (?),ya Allah ! , mengingat namanyapun aku sudah tak mampu !.
Ternyata aku tidak dapat melawan waktu, diriku sudah beranjak tua dan beberapa dari keluarga yang ku sayangipun telah pergi memenuhi panggilan Nya.
Ada sebentuk tanya dalam hati, bagaimana nasib anak anak cucuku nanti......?
Adakah mereka tetap mengingatku ?
Akankah mereka juga mengingat serta saudara-saudaraku tercinta ?
Apakah mereka menyadari bahwa sampai kapanpun kita semua adalah anggota dari keluarga besar Soedono Wonojoyo ?



Kirimkan foto-foto kenangan anda,ke abriantoni@gmail.com.
Lengkapi dengan keterangan tentang dimana dan kapan foto itu dibuat,serta nama2 anggota KBSW (Keluarga Besar Soedono Wonojoyo) yang ada foto itu.
Berikan kesempatan foto kenangan anda untuk ikut berbicara di blog ini.

Terima kasih.

Abrianto Wahyu Wibisono (Toni)

Foto Keluarga Besar Soedono Wonojoyo



Keluarga Besar

Soedono Wonojoyo & Moeninggar


Sri Sariarti

Muhamad Nurselo

Kerstina Wahyuni Karti

Hj. Sieta Narima

Sayidiman Hadisoetarto

Soekaryo Adji (Cuk)

Mien Murniatiningsih

Endang Budiarti

Andjani Pertiwi (Nani)

Endang Kresnowati (Tuty)

Minggu, 11 Januari 2009

Blog Keluarga Besar Soedono Wonojoyo

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ijinNya, di awal tahun 2009 ini akhirnya saya memberanikan diri untuk menerbitkan sebuah Blog tentang Keluarga Besar Soedono Wonojoyo.

Sudah sejak lama kita semua berusaha agar keluarga besar Soedono Wonojoyo tidak kehilangan ikatan tali persaudaraan karena berjalannya waktu.
Ada banyak ide dan pemikiran yang sudah dilaksanakan anggota keluarga besar Soedono Wonojoyo untuk merealisasikan keinginan luhur ini. Almarhum ayah saya, yaitu om Diman (Sayidiman Hadisoetarto), bersama Almarhumah Tante Siet (Hj.Sieta Narima) dan mas Narso (Koenarso A.S.) tiada hentinya berusaha menggali sejarah dan silsilah Soedono Wonojoyo dari dokumen-dokumen yang ada.

Dan kita semua beruntung karena ada beberapa anggota keluarga kita yaitu : Astit (Arlien Astuti), puteri ke empat dari pasangan Tante Kers ( Kerstina Wahyuni Karti) dan om Bambang (Bambang Soetrisno) serta Rieke (Rienneke Kurniawati) putri ke empat dari pasangan Tante Tuty (Endang Kresnowati) dan Om Win (In Winarno) yang dengan tulus ikhlas berusaha mendokumentasi semua data/silsilah tentang keluarga besar Soedono Wonojoyo serta menyampaikan berita-berita mengenai acara kumpul keluarga seperti: ulang tahun, kelahiran, berita duka, pernikahan, arisan keluarga, reuni keluarga, perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal. Inti dari semua yang dilakukan ini adalah, agar anggota keluarga besar Soedono Wonojoyo tetap saling mengenal, tetap saling bersilaturahmi serta tetap dalam ikatan kekeluargaan yang kuat.

Dari dasar pemikiran itu dan kenyataan yang ada bahwa anggota keluarga besar Soedono Wonojoyo sudah terpencar-pencar di seluruh kota, bahkan beberapa berada di luar Indonesia, saya mencoba membuat Blog ini.
Dengan harapan bahwa dengan teknologi internet, jarak dan waktu bukan lagi menjadi satu masalah untuk tetap menjaga ikatan tali silaturahmi.
Rencananya, isi dari Blog ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan anggota keluarga besar eyang Soedono Wonojoyo, baik berupa silsilah, sejarah, kenangan, pemikiran, kegiatan, saran, dll. Dan saya akan sangat berterima kasih apabila ada anggota keluarga dimanapun berada dapat ikut serta memberikan artikel,agar Blog ini semakin berkembang dan mempunyai manfaat bagi kita semua.



Dan yang terakhir,saya mohon maaf sebesar-besarnya, atas semua kekurangan serta keterbatasan dalam diri saya, sehingga hanya Blog sederhana ini yang dapat saya berikan sebagai tambahan sarana untuk mewartakan segala sesuatu tentang keluarga besar Soedono Wonojoyo. Tak lupa kami ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan semua pihak hingga terbitnya Blog ini.




Salam,

Abrianto Wahyu Wibisono (Toni)