Minggu, 15 Februari 2009

Kumpul Keluarga di Facebook

Nggak dirumah, di jalan, di kantor, di mana saja, semua orang kok sibuk buka Facebook?. Situs web jaringan sosial ini memang luar biasa. Sebenernya dari dulu juga udah ada,namanya “Friendster”. Tapi belum begitu merasuk kehidupan seperti Facebook ini. Friendster lebih digemari oleh kalangan remaja karena lebih fokus ke komunitas sekolah, jadi digunakan untuk berkomunikasi antar satu “geng”. Tanpa tambahan fitur yang lain.

Beda dengan Friendster,situs ini mewakili golongan umur yang lebih tuwir. Liat aja fitur pencariannya, bisa teman SMA, temen kuliah atau teman kerja. Belakangan trend ini berubah, sekarang malah banyak pelajar maupun mahasiswa yang ngikut Facebook, bahkan nggak ninggalin Friendsternya.

Kecepatan akses Facebook jadi alesan utama selain banyak kemudahan buat pemula ngejalin relasi.

Contohnya,kalo Friendster kan kudu bikin account komunitas atau sekolah, Facebook Cuma dengan bikin group udah bisa langsung diskusi,chatting, tukeran foto,main game,tukeran video. Pokoknya lebih lengkap dari Friendster.

Terlepas dari fitur-fiturnya, jaringan pergaulan Facebook ini sepertinya cenderung berhubungan dengan orang-orang lama, ada temen sekolah, teman kerja, mantan tetangga, dan mantan-mantan lainnya, yang sempat ngga jelas keberadaannya, maksudnya udah lama ngilang gitu loh.
Yang lainnya itu, kebanyakan (sorry) cuman temen dari temennya temen kita, alias temen ngga jelas, nah lo…!
Beberapa kali kejadian, itu memang temen yang pernah dikenalin trus lupa, atau pernah ketemu atau malah kita yang sok kenal, padahal orangnya ngga kenal kita….hihihi, Pe De banget ngga tuh.
Sampai hari ini, di Facebook ada satu kebanggan kalo punya temen ribuan orang, apalagi beberapa diantaranya adalah orang terkenal dan selebritis. Tapi siapa yang tau kalo diantara mereka itu beneran saling berhubungan atau enggak?.

Yang lebih parah lagi, beberapa orang pengguna Facebook udah mulai narsis, semua foto tentang dirinya di upload…halah!. Gayanya udah macem-macem,ada yang memang pantes dan ada yang setengah maksa.
Kalo dirinya adalah orang yang mempunyai profesi biasa sih ngga masyalah.
Menurut detikNET, Departemen Pertahanan Kanada udah ngasih peringatan ke tentaranya untuk tidak mejeng di Facebook dengan masang foto pribadi yang pake baju seragam, apalagi masang informasi diri selengkap-lengkapnya.
Maklum aja,di belahan dunia manapun, seragam tentara ini memang identik dengan ego laki-laki, gagah, macho dan keren.

Menurut juru bicara pemerintahnya, ancaman kelompok teroris Al Qaeda di wilayah ini cukup gawat. Hal ini dikarenakan, para teroris ini juga memakai Facebook untuk mengawasi anggotanya maupun mencari informasi. Yang ditakutkan, data dari Facebook ini digunakan untuk menyerang anggota keluarga atau teman-teman terdekat dari tentara yang datanya terpampang di Facebook itu. Belum lagi, kemungkinan ada oknum tentara yang bergaya, mejeng di lokasi instalasi militer yang sifatnya rahasia, kan gawat tuh.

Mau tau pengaruh buruk yang lain?
Coba liat di lingkungan sekitar. Dulu, kalo lagi nunggu sesuatu, misalnya antrian dokter atau nunggu jadwal kereta, pasti ngajak ngobrol temen di sebelah,biar ngga bete.
Sekarang, masing-masing orang sibuk dengan handphonenya masing-masing, ada yang ngeBlog,Chatting dan buka Facebook. Udah ngga ada lagi tuh, yang mau ngobrol, kecuali ada yg menarik hati, baru deh lirik-lirik, sambil buka aplikasi Bluetooth, kali-kali ada yang nyamber.

Masalahnya, perasaan dicuekin dan ngga diperlu’in atau dianggap ngga ada itu bedanya tipis banget.
Pernah kan, kita ngomong serius dengan temen, eh malah dia sibuk nge-addfriend di Facebook?
Mudah-mudahan aja demam Facebook itu ngga membuat kita mengabaikan orang terdekat atau membuat kita jadi ngga bisa sepenuh hati saat berhubungan.

Jadi....kenapa ngga kita coba untuk ngumpul keluarga di Facebook ?

Sabtu, 07 Februari 2009

Pernikahan Aji dan Rara















SILSILAH KELUARGA AJI

1.3.



Endang Mukti Sari

1.3.a.



Koenarso AS


1.3.1.


Setyo Pribadi


1.3.1.a.


Sulistyo Rini



1.3.1.1.

Ade Yoga Perinda Pribadi



1.3.1.2.

Bramantyo Wicaksono



1.3.1.3.

Muninggar Dian Aprilia


1.3.2.


Setyo Hutomo


1.3.2.a.


Yuli Astuti



1.3.2.1.

Galuh Pandu Arandhityo



1.3.2.2.

Enggar Buwana Dewi Nawangsari


1.3.3.


Hastyo Budi Surarso


1.3.3.a.


Dessy Varyantica Siahaan



1.3.3.1.

Rayrerano de Virttyo


1.3.4.


Pranoto Bawono


1.3.5.


Bairawa Ajie


1.3.6.


Panji Susilo

Pakem Raden Ngabei Tjokrohadiwikromo 1931


Soepaia anak anake kang saiki isih cilik-cilik, ing tembe jen wis toea lan ditinggal wong toewane, adja nganti kadoewoeng, sebab ora andoewe pakem sadjarahe leloehoere. Poma soepaia di estokna ngengetana paribasan ngisor iki.

“Veroordeel nooit wat g niet kent “

(Cuplikan dari kata pengantar pakem)



Sungguh sangat beruntung, sampai saat ini keluarga besar Soedono Wonojoyo, tetap bisa mengerti tentang silsilah lelulur kita. Semua ini adalah berkat PAKEM yang disusun atas prakarsa dari Raden Ngabehi Tjokrohadiwikromo, pensiunan dari Ondercolleteur Kendal. Kesulitan utama dari pembuatan Pakem ini adalah mengumpulkan data-data, mengingat pada jaman dahulu , sistem arsipnya belum seperti sekarang.

Berkat usaha keras Raden Ngabehi Tjokrohadiwikromo, akhirnya pada tanggal 31 juli 1931, pakem ini berhasil disusun. Pembiayaan pembuatan pakem ini, ditanggung bersama ( f.2.50 / orang) oleh :


  1. Raden Soerohadihardjo dari Djoewana.
  2. Raden Sastrosoediro dari Kendal.
  3. Mas Soerodhimoeljo dari Madjalengka.
  4. Mas Koesoemoatmodjo dari Brebes.
  5. Mas Prawirosoedirno dari Krian, Madjakerta.
  6. Mas Soedarmadi dari Semarang.
  7. Mas Wongsodihardjo dari Wirosari.
  8. Mas Anggris dari Kediri.
  9. Raden Kartoseodiro dari Djember.
  10. Raden Sastrosoenarto dari Djember.
  11. Raden Wirjokoesoemo dari Pati.
  12. Mas Mertokoesoemo dari Soemberredjo, Bodjanegara.
  13. Raden Goenadi dari Tigaraksa, Tangerang.
  14. Raden Reksosoedarmo dari Kendal.
  15. Mas Hadisoendjojo dari Djoewana.
  16. Mas Wirjosoejadihardjo dari Djoewana.
  17. Mas Soedono Wonodjoio dari Semarang.
  18. Mas Tjokrosoeparto dari Demak.
  19. Mas Soetardam Reksokoesoemo dari Singkel, Atjeh.
  20. Mas Djoyjowijoto dari Semarang.
  21. Raden Soerjadi dari Djogja.
  22. Raden Notoprodjo dari Semarang.
  23. Raden Soerarjo dari Bandjarmasin.
  24. Mas Soepardi dari Merboeh, Bodja.
  25. Mas Mohamad Saleh dari Koedoes.
  26. Mas Soenandar dari Pakkis Tajoe.

Minggu, 01 Februari 2009

Walisongo dan Cikal Bakal Kota Tayu

Berbicara masalah leluhur Mas Behi Kartodikromo tidak bisa terlepas dari sejarah kota Pati. Kota Pati pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan sendiri, yang pada waktu ini menjadi daerah kekuasaan majapahit dan kemudian di ambil alih oleh mataram. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Pada bagian selatan terdapat rangkaian Pegunungan Kapur sedangkan pada bagian barat laut berupa perbukitan.
Tayu, pada jaman dahulu adalah bagian dari Pati, merupakan kota pelabuhan yang cukup penting di wilayah pesisir Laut Jawa.

Sejarah leluhur Mas Behi Kartodikromo dari pihak ayah (Kyai Sakiman) adalah cikal bakal berdirinya kota Tayu, yang bermula dari :


  1. Kyai Wangkang, Demang Tayu, mampunyai anak Nojopatti (atau Noropatti).
  2. Kyai Noropatti, mempunya anak: Kyai Mangoen dan Kyai Morotroeno.
  3. Kyai Mangoen mempunyai anak: Kyai Sakiman (nama kecilnya adalah Djalidin).
  4. Kyai Sakiman memiliki putra bernama Mas Behi Kartodikromo

Sedangkan sejarah leluhur Mas Behi Kartodikromo dari pihak ibu (Nyai Sakijah) adalah, keturunan langsung dari Walisongo dengan urutan sbb :


  1. Kanjeng Soenan Kedaton Ing Giri, memilik putra : Kanjeng Soenan Dhalem
  2. Kanjeng Soenan Dhalem, memiliki putra: Kanjeng Soenan Prapen.
  3. Kanjeng Soenan Prapen memiliki putra : Kanjeng Panembahan Kawisgoewo.
  4. Kanjeng Panembahan Kawisgoewo memiliki putra : Kanjeng Panembahan Goenoengganjar.
  5. Kanjeng Panembahan Goenoengganyar mempunyai putra : Kanjeng Panembahan Babat.
  6. Kanjeng Panembahan Babat mempunyai putra : Mas Wiromenggolo.
  7. Mas Wiromenggolo mempunyai putri: Mas Geni.
  8. Mas Geni menikah dengan Mas Dipo, putra dari Raden Dhipojoedo, putra dari Kanjeng Pangeran Kedaton, putra dari Kanjeng Panembahan Sedongrono, putra dari Kandjeng Panembahan Hagoeng yg merupakan saudara dari Kanjeng Goenoengganjar, dan mempunyai putra Kyai Topo.
  9. Kyai Topo mempunyai putra: Mas mangoen Koesoemo.
  10. Mas Mangoen Koesoemo mempunyai putra : Kiai Dhipokerti.
  11. Kiahi Dhipokerti mempunyai putra : Kiai Dhipotroeno Sepuh.
  12. Kiahi Dhipotroeno Sepuh memiliki putra : Kiahi Dhipotroeno Enom.
  13. Kiahi Dhipotroeno Enom mempunyai putra : Nyai Sadjidin.
  14. Nyai Sadjidin memiliki putri: Nyai Sakijah.
  15. Nyai Sakijah menikah dengan Kyai Sakiman, memiliki putra bernama Mas Behi kartodikromo.